B2ST

B2ST

Jumat, 15 Maret 2013

PROSES PENGUMPULAN DATA

1. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data 

a. Angket (Kuesionare) 

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian. 

Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian. 

Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut: 

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 

2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 

3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 

4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain: 

1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian. 

2) Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian. 

Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut: 

1) Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama 

2) Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu 

3) Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden 

4) Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain. 

Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain: 

1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden 

2) Kuesioner diisi sendiri oleh responden 

3) Wawancara melalui telepon 

4) Kuesioner dikirim melalui pos. 

Bagaimana merumuskan/menyusun angket?, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 

1) Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden. 

2) Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami. 

3) Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian. 

4) Lindungi harga diri responden. 

5) Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan. 

6) Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung. 

7) Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup. 

8) Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan. 

9) Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137) 

Contoh Angket...... 

1) Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab 

Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu dalam pengajaran PAI dikelas? 

a...................... 

b...................... 

c...................... 

d...................... 

2) Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti. 

Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas? 

a. Selau 

b. Sering 

c. Jarang sekali 



3) Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden 

Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI 

a. Diskusi 

b. Ceramah 

c. ............ 



Berdasar dari terbentuknya 

§ Pilihan ganda 

Contoh, seperti pada angket tertutup 

§ Isian 

Contoh seperti pada angket terbuka 

§ Chek list 



b. TES 

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 

Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur. 

1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya. 

2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang. 

3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 

4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. 

5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 

6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. 



c. Wawancara 

Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti. 

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu: 

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara. 

2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check). 

Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam. 

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara yang dapat dilihat pada gambar berikut: 



clip_image001


Sumber: Warwick, Donald P. And Lininger, Charles yang dikutip dari Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi ( Metode Penelitian Survei) 


n2


Menurut Nasution, ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain: pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang pendidikan. 


Dalam pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan etic. Informasi emic adalah informasi yang berkaitan dengan bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic. 


d. Dokumen 

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya. 

Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya. 

Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian. 



d. Observasi 

Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. 

Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti. 

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat. 

Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain: 

1) Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi? 

2) Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif? 

3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian. 

4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian. 

5) Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi. 



2. Membuat Instrumen Pengumpulan Data 

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain: 

a. Mengindentifikasikan variabel-variabel yang diteliti 

b. Menjabarkan variabel-variabel dalam beberapa dimensi 

c. Mencari indikator-indikator setiap dimensi 

d. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen 

e. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen 

f. Petunjuk pengisian 



Hal lain yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah: 

a. Menetapkan sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti. 

b. Menetapkan dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada sebuah kontrak. 

c. Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti. 



Contoh: 

Penelitian tentang Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Komitmen Organisasi 



n3

3. Membuat catatan lapangan 

a. Data Hasil Catatan Lapangan 

Catatan terdiri atas dua bagian, yakni (1) deskripsi yaitu tentang apa yang sesungguhnya kita amati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang kita lihat, dengar dan amati dengan alat indra , dan (2) komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan sesuatu yang kita amati. Deskripsi ialah uraian obyektif tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa yang kita lihat dan dengar, tanpa diwarnai oleh pandangan atau tafsiran kita. Komentar adalah pandangan, penilaian, penafsiran terhadap sesuatu. Misal dalam suatu kelas, ada seoarang siswa yang mengantuk dan berusaha untuk menahan rasa kantuk tersebut untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. Fenomena tersebut adalah sebuah deskripsi (kenyataan) tentang proses belajar dikelas, tetapi bila kita mengatakan malas, maka hal tersebut sudah termasuk penafsiran. 

2. Sistematika catatan 

Dalam mendeskripsikan data kita perlu adanya kode yang memudahkan dalam pelaksanaan observasi. Misalnya deskripsi diberi kode D dan refleksi diberi kode R. 

DP : Deskripsi Partisipan, misalnya mengenai usia responden, wajahnya, tubuhnya, cara berpakaian, bertindak, berbicara, sikap dan sebagainya. 

DD : Deskripsi Dialog, yaitu deskripsi yang berkaitan dengan percakapan antara peneliti dengan responden atau orang lain, juga antara orang yang ada hubungannya dengan topik penelitian. 

DLF : Deskripsi Lingkungan Fisik, yaitu deskripsi mengenai keterangan tentang lokasi, gedung, ruangan, pekarangan fasilitas dan lain sebagainya. 

DK : Deskripsi kejadian-kejadian, yaitu deskripsi tentang peristiwa-peristiwa apa yang terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan siswa, pelajaran yang berlangsung, hukuman yang diberikan siswa, apa yang terjadi diluar kelas 

DH : Deskripsi Hubungan dengan partisipan atau orang lain, misalnya hubungan antara siswa dengan temanya, guru dan pegawai administrasi. 



Refleksi adalah pemikiran, tafsiran atau komentar tentang apa yang diamati. Peneliti mengolah apa yang diobservasi, ia mencari maknanya untuk kemudian menemukan pola atau tema rangkaian kejadian-kejadian. Agar pemikirannya lebih sistematis, perlu diberikan kode sebagai berikut: 

RR : Refleksi tentang apa yang di rasakan oleh peneliti, yaitu bagaimana pengamat serta prasangka dan sikapnya terhadap responden. 

RA : Refleksi Analisis. Dalam penelitian naturalistik analisis dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data harus di lakukan analisis dalam usaha untuk mencari makna, walaupun masih bersifat sementara. Analisis akan mendorong merumuskan pertanyaan baru yang memerlukan data baru yang dapat lebih memantapkan tafsiran atau justru membantah tafsiran. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara data. 

RM : Refleksi Metodologi. Dalam penelitian naturalistik/ kulaitatif, tidak harus mengikuti langkah-langjkah yang telah ditetapkan. Metode penelitian tidak dapat dipastikan akan tetapi harus dipikirkan setiap kali menghadapi situasi baru. 

RJ : Refleksi Penjelasan. Bila ada hal-hal yang perlu mendapat penjelasan, misal mengenai sejarah, latar belakang lembaga, dan sebagainya dapat dimasukkan dalam bagian ini. 

RE : Refleksi Etis. Penelitian harus memegang teguh norma-norma penelitian, harus dijaga betul agar nama baik responden jangan tercemar, misal dengan memberi nama samaran. Bahkan kadang lokasi penelitian bisa disamarkan. 

Sumber : http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.html

Rabu, 13 Maret 2013

Mau Tau? Tidak Semua Antioksidan Mampu Mengurangi Risiko Stroke

Antioksidan diketahui menjadi pertahanan terhadap aterosklerosis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lain. Namun tidak semua antioksidan mampu mengurangi risiko stroke.

Hal itu diketahui dari sebuah studi di Belanda yang diterbitkan dalam jurnal Neurology. Dalam penelitian disebutkan tidak ada hubungan antara total asupan antioksidan dengan risiko penyakit otak yang lebih rendah. Demikian dikutip dari Fox News, Minggu (24/2/2013).

Antioksidan selama ini diyakini mampu mengurangi sejumlah risiko gangguan kesehatan. Tak heran banyak orang mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti blueberry, cokelat dan suplemen yang mengandung antioksidan tinggi.



Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa diet tinggi vitamin C berhubungan dengan risiko stroke yang lebih rendah. Selain itu, asupan vitamin E yang tinggi dikaitkan pula dengan kasus demensia atau pikun yang lebih rendah. Namun studi ini tidak membahas manfaat diet kaya antioksidan secara umum.

Nah, pada penelitian terbaru ini para peneliti Belanda melibatkan 5.395 orang dewasa berusia 55 tahun ke atas yang tidak memiliki tanda-tanda demensia. Masing-masing peserta diminta menyelesaikan kuesioner diet yang diikuti selama kurang lebih 14 tahun.

Dari penelitian, para peneliti kemudian membagi para responden menjadi tiga kelompok. Mereka adalah orang-orang dengan asupan makanan antioksidan tingkat rendah, sedang dan tinggi. Sekitar 90 persen terjadi perbedaan kadar antioksidan ini disebabkan oleh jumlah kopi dan teh yang dikonsumsi. Sebab kopi dan teh memiliki kandungan flavonoid yang tinggi.

Sekitar 600 orang responden mengalami gejala demensia, dan sekitar 600 lainnya mengalami stroke selama masa itu. Peneliti juga menemukan mereka yang mengkonsumsi antioksidan paling banyak sebenarnya juga memiliki risiko stroke dan demensia.

Penulis studi ini, Dr Elizabeth Devore, dari Harvard Medical School dan Brigham and Women’s Hospital mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa antioksidan dapat membantu melindungi terhadap stroke dan demensia. Namun dengan hasil penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa ternyata membutuhkan penelitian yang benar-benar spesifik bahwa antioksidan bisa mengurangi risiko demensia dan stroke.

Sejumlah penelitian besar menunjukkan bahwa vitamin C serta diet tinggi buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko stroke. Beberapa studi lain menemukan bahwa asupan tinggi vitamin E juga bisa menurunkan risiko demensia.

Orang dewasa dalam penelitian ini memiliki asupan tinggi vitamin E yang terdapat pada minyak kacang dan minyak biji. Vitamin E juga lazim ditemukan pada tumbuhan dengan daun hijau gelap, buah-buahan dan sayuran lainnya.

Studi sebelumnya juga menemukan bahwa flavonoid tingkat tinggi, yang merupakan antioksidan utama dalam kopi dan teh tidak mengurangi risiko ini. Lalu apa manfaat kopi dan teh pada otak?

“Dugaan saya kita tidak akan menemukan banyak hubungan,” kata Devore.


Cc : BeritaKaget.com // Aidhyl Materazzi Firkov

berita mengandung unsur 5W 1 H


Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk. Pada penulisan berita mengandung unsur- unsur 5W + 1H.

a)      Who (siapa)
Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kejadian. Disni akan terliha, nama-nama yang terlasuk dalam lingkup berita yang seadang dibicarakan.

b)      What (apa)
Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.

c)      Why (mengapa)
Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka sebuah berita atau menjadi lead berita.

d)     Where (dimana)
Menyangkut tempat kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya garis besarnya saja. Biasanya, bila berita berasal dari tempat terkenal, maka penulisannya tidak terlalu mendetail.

e)      When (Bilamana)
Menyangkut waktu kejadian. Waktu yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsung sebuah kejadian.

f)       How (bagaimana)
Akan memberikan fakta mengenai proses kejadian yang diberikan. Bisa menceritakan alur kejadian bahkan suasana saat suatu kejadian yang diberitakan tengah berlangsung.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar. Berita memiliki daya tarik, aktual dan akurat dan atau dianggap penting bagi sebagian besar penduduk dan diterbitkan melalui media berkala. Berita yang ditulis, sebaiknya memuat struktur berita.


Read more: http://satriamadangkara.com/definisi-berita-dan-penjelasan-unsur-5w-1h/#ixzz2NRPo6W9d

Senin, 11 Maret 2013

komp lembaga keuangan perbankan

Uang sebagai alat tukar, satuan hitung, kekayaan dan kemakmuran.

perantara keuangan

i1<i2 i1<i3

(+)surplus
 i2>i3→ i3>i2

-A ---> Deposit Saving Deposit (tabungan), Demand Deposit (giro),Time Deposit (deposito)

↓i1           ↓

BANK     i3 capital market ----> obligasi, saham ---> deviden,capital gain

↓i2           ↑   asuransi

-B
(-)minus
I2>i1→i2-i1 =interest spread

Keterangan :
Di dalam peminjaman uang, dimana pihak A yang memiliki uang lebih banyak dan juga pihak B yang membutuhkan uang lebih banyak demi kebutuhan ia meminjam uang ke pihak A, tapi pihak A menyimpan Uangnya di suatu BANK biasanya disebut Deposit yang terdiri dari : Saving Deposit (tabungan), Demand Deposit (giro), dan Time Deposit (deposito).

Kedua pihak sama-sama mendapatkan bunga, Bank mendapatkan bunga dari pihak B dan pihak A mendapatkan bunga dari Bank. Bunga yg di dapat oleh bank i2 lebih besar dari pada bunga yg di dapat dari i1 dan selisih kedua bunga disebut Interest spread.

Bisa juga pihak A menggunakan cara Pasar Modal yang meliputi :
1. saham
- deviden adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
- Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham pada saat transaksi.
2. Obligasi
3. Asuransi adalah suatu sistem unuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan resiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya.